Total Pageviews

Thursday, December 23, 2010

TELITI DALAM BERDAKWAH

Assalamualaikum WBT.

"Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi nescaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah." (QS Al Mulk : 3-4)

Perkataan "Itqaan" memberi makna :

1. Teliti.

2. Profesional.

3. Bersungguh-sungguh.

4. Serius.

5. Rapi.

6. Sempurna.

Tidak ada di dalamnya main-main. Semua perbuatan Allah adalah "mutqin". Maka oleh sebab itu segala ciptaanNya sangat sempurna.

Ayat di atas menggambarkan salah satu contoh dari kesempurnaan ciptaan Allah.

Imam As Suyuthi menulis sebuah kitab berjudul "Al Itqan Fi Ulumil Qur’an” (Ketelitian Dalam Ilmu Al Qur'an) dan sesiapapun yang membaca kitab tersebut benar-benar faham bahwa kitab tersebut mencerminkan judulnya.

Apa sahaja yang berkenaan dengan ilmu-ilmu Al Qur'an dibahas oleh Imam As Suyuthi secara mendalam. Bukan setakat itu, kitab ini juga sangat lengkap, mencakupi berbagai pembahasan yang berkenaan dengan ilmu-ilmu tentang Al Qur'an.

Para ulama' mengatakan bahwa kitab inilah yang pertama kali dengan secara sempurnanya membahas tentang ilmu-ilmu yang berkaitan dengan Al Qur'an. Sesiapapun yang ingin memahami seluk-beluk Al Qur'an, sangat di anjurkan membaca kitab ini.

ALLAH TIDAK PERNAH MAIN-MAIN

Ayat di atas menggambarkan betapa Alah swt dalam menciptakan langit benar-benar rapi dan seimbang serta tidak ada cacat sedikitpun.

Perhatikan bagaimana Allah swt mencabar siapa sahaja untuk melihat secara berulang kali.

Lihatlah dengan kaca mata biasa atau lihatlah dengan kaca mata teknologi yang paling canggih. Itu semua akan membuktikan bahwa penciptaan langit benar-benar sempurna.

Dari ayat di atas nampak jelas beberapa makna yang penting untuk kita fahami dalam pembahasan ini :

PERTAMA : ALLAH SWT TIDAK PERNAH MAIN-MAIN DALAM SEGALA CIPTAANNYA.

Setiap ciptaan Allah di alam semesta ini adalah mengkagumkan. Maka sungguh tidak masuk akal jika kemudiannya manusia bersifat main-main dan tidak bersungguh-sungguh untuk mentaati Allah swt.

Cuba kita renungkan, apakah alasan untuk kita bersikap main-main?

Adakah akal kita yang sihat akan mengatakan bahwa semua ciptaan yang sedemikian agung ini tujuannya hanya untuk

1. Ditertawakan?
2. Dipersia-siakan?

Sebegitu serius Allah menciptakan langit, lalu kemudian manusia yang hidup di bawahnya tidak pernah memperhatikannya.

Kalaupun memperhatikannya dan melakukan penelitian untuknya tetapi semua penelitian itu tidak ke arah untuk mengenal PenciptaNya melainkan hanya sekadar untuk menjadi dokumentasi pengetahuan semata-mata.

Yang lebih malang lagi, adalah justeru setelah menyaksikan keagungan angkasa raya, malah mengatakan semua itu terjadi dengan sendirinya, tanpa ada yang menciptakanNya, Naudzubillah.

Benarkah kerapian sistem yang demikian luar biasa ini terjadi dengan sendirinya?

Akal sihat yang mana yang mahu menerima pernyataan bahwa itu terjadi dengan sendirinya?

Di dalam Al Qur'an, Allah swt sentiasa mengingatkan tentang bukti-bukti keagungan ciptaanNya supaya manusia tahu bahwa tidak mungkin itu terjadi tanpa ada yang menciptakannya.

Dalam surah Ar Rahman, Allah swt secara khusus mengulang-ulang pertanyaan untuk menggugah akal manusia agar manusia melihat semua itu kerana Allah swtlah yang mengaturnya. Bahkan pertanyaan-pertanyaan itu diulang sampai 31 kali dan di antara yang Allah sebutkan adalah penciptaan langit.

Allah swt berfirman :

"Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan). Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu." (QS Ar Rahman : 7-9)

Sungguh luar biasa keseimbangan yang Allah tegakkan dan kerana itulah Allah berpesan dalam ayat ini :

Janganlah sekali-kali kamu melanggar keseimbangan ini kerana sedikit sahaja kita melanggar, pasti akan membawa malapetaka, tidak sahaja kepada lingkungan di mana kita hidup, tetapi kepada diri kita sendiri. Akibat yang lebih jauh, Allah sangat murka kepada orang-orang yang tidak mahu ikut aturan yang telah Allah letakkan.

Kemurkaan Allah (kalau tidak segera diiringi dengan taubat) tentu secara gilirannya dilanjutkan dengan azabNya.

Itulah yang pernah Allah tunjukkan kepada kaum Aad, Thamud dan Fir'aun.

Perhatikan betapa setiap perbuatan yang diasaskan atas sikap main-main pasti akan membawa malapetaka terhadap kemanusiaan. Oleh kerana itu tidak ada pilihan dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah kecuali bersungguh-sungguh dengan penuh keseriusan tanpa sedikitpun main-main.

KEDUA : ALLAH MENCABAR SESIAPAPUN UNTUK BENAR-BENAR MENILAI KERAPIAN CIPTAANNYA.

Mengapa?

Ini adalah supaya manusia tahu bahwa semua itu tidak patut dibalas dengan sikap main-main. Tapi sayangnya, masih ramai bahkan majoriti manusia yang bersikap main-main.

Oleh kerana itu, seorang mu'min dalam menegakkan ibadah kepada Allah jangan bersikap mudah atau "Take it for granted".

Dalam pembukaan surah Al Mu'minun ketika Allah swt menyebutkan ciri-ciri orang beriman yang hakiki, menyebutkan di antaranya bahwa solat mestilah khusyu' dan bukan sekadar melaksanakan gerakan solat.

Imam Ibnu Taimiyah mengatakan dalam kitabnya "Majmu' Fatawa", bahwa khusyu' dalam solat merupakan kualiti yang mesti dicapai.

Oleh sebab itu, Allah swt dalam surah Al Mu'minun tersebut menjadikannya sebagai syarat untuk mencapai kebahagiaan. Ertinya seseorang tidak akan dapat meraih kebahagiaan jika solatnya tidak khusyu'.

Dalam banyak ayat mengenai solat, Allah swt sentiasa menggunakan perkataan "aqaama – yuqiimu" yang ertinya "menegakkan" .

Dalam pembukaan surah Al Baqarah misalnya Allah swt berfirman: "wayuqiimuunash shalaata".

Mengapa Allah tidak berfirman : "wayushalluuna" ?

Imam Al Jashshash dalam tafsirnya "Ahkamul Qur'an" membahas rahsia ungkapan ini secara mendalam dan panjang lebar.

Kesimpulannya bahwa di dalam perkataan "aqaama-yuqiimu" terkandung makna kemestian menegakkan dengan serius dan bersungguh-sungguh. Maksudnya bahwa seseorang dalam menegakkan solat mesti benar-benar memenuhi hak-hak solat seperti :

1. Menegakkan rukun-rukunnya.
2. Khusyu'nya.
3. Ketepatan waktunya.
4. Dikerjakan secara berjamaah di masjid.
5. Wudhu'nya pun sebagai syarat sahnya.
6. Tempat dan pakaian mesti bersih dan suci.

Semua itu adalah gambaran dari kesungguhan seseorang dalam menegakkan solat.

KEPERLUAN KETELITIAN DALAM BERDAKWAH

Bila dalam ayat di atas Allah swt menunjukkan bahwa segala ciptaanNya sangat rapi, itu juga menunjukkan bahwa tidak sepatutnya seseorang dalam menyembah Allah bersikap bermudah-mudah.

Apalagi dalam berdakwah kepadaNya yang segala gerak geri dan arahnya sangat berkaitan dengan selamat atau tidaknya orang yang didakwahkan itu.

Maksudnya :

1. Apabila seseorang berdakwah ke jalan yang salah, berapa ramai manusia yang tersesat kerananya.

Sebaliknya :

2. Apabila seseorang berdakwah ke jalan yang benar, maka sungguh begitu ramai manusia yang akan menikmati buah keselamatan kerananya.

Para ulama’ dahulu memang terkenal dengan ketelitian dan kerapian dalam :

1. Mencari ilmu.
2. Mendokumentasikan ilmu.
3. Mengamalkan ilmu.

Pelbagai kitab yang mereka tulis dalam berbagai bidang seperti tafsir, hadits, kedoktoran, sejarah dan sebagainya semuanya mencerminkan bahwa itu semua merupakan buah kerja keras yang sangat serius dan bukannya kerja main-main dan bermudah-mudah.

Semua itu lahir dari ruh kesedaran terhadap amanah yang kelak di hari Kiamat pasti akan dipertanggungjawabkan. Mereka takut kalau-kalau ternyata ilmu yang mereka berikan itu salah atau tersasar dari landasan yang sebenar.

Oleh kerana itu banyak kisah-kisah yang sangat memberi kesan tentang perjuangan mereka dalam berdakwah dan mencari Ilmu.

Disebutkan bahwa Imam Ahmad bin Hanbal pernah berjalan kaki sejauh 30 ribu batu untuk mencari hadits.

Disebutkan juga bahwa Imam Ibnu Hibban belajar hadits dari 2,000 syaikh.

Di lapangan dakwah pula, kita tidak dapat melukiskan dengan kata-kata bagaimana agungnya pengorbanan para sahabat, para tabiin dan para ulama' untuk mengajarkan dan menyebarkan ajaran Allah di muka bumi. Tidak terhitung dari mereka yang :

1. Mati syahid dalam berbagai pertempuran kerana membela agama Allah.
2. Meninggalkan tanah air mereka untuk mengajarkan hukum-hukum Allah.
3. Meninggal dunia di tempat yang jauh dari negeri kelahiran mereka.

Bila kita teliti dari perjuangan Rasulullah saw, para sahabat dan para salafush soleh dalam berdakwah, ada beberapa ciri yang menunjukkan ketelitian dan kerapian yang mereka lakukan.

1. Mereka benar-benar serius mencari ilmu dan mengajarkannya. Mereka tahu bahwa agama ini tidak mungkin tegak tanpa kefahaman yang benar. Oleh kerananyalah masalah ilmu bagi para ulama' adalah asas utama yang mesti dicapai sebelum langkah-langkah lainnya.
2. Mereka benar-benar faham Islam secara komprehensif, oleh kerana itu mereka mengajarkan agama Islam secara utuh, bukan secara juz'iah.
3. Mereka benar-benar berkorban waktu, fikiran, tenaga dan bahkan jiwa raga dalam usaha untuk menyebarkan ajaran Allah.
4. Mereka benar-benar jujur dalam berdakwah, ertinya mereka tidak hanya mengajak orang lain mentaati Allah melainkan mereka sendirilah terlebih dahulu bersungguh-sungguh mengamalkannya.
5. Mereka benar-benar faham bahwa dakwah bukan hanya kata bicara dan pidato semata-mata bahkan ianya suatu kesungguhan bergerak secara kolektif dan kerjasama dalam bentuk organisasi yang rapi.
6. Mereka benar-benar berusaha menyatukan umat Islam bukan memecahbelahkan di antara mereka kerana mereka tahu bahwa keberkatan dan pertolongan Allah akan turun ketika umat ini bersatu.
7. Mereka tahu bahwa dakwah yang benar adalah ajakan secara istiqamah untuk mengamalkan Islam bukan ajakan fanatik kepada golongan.
8. Mereka benar-benar ikhlas dalam beramal menyebarkan Islam kerana mereka tahu bahwa kunci kejayaan dalam mendapatkan kemenangan adalah ikhlas. Lebih jauh lagi bahwa syaitan tidak akan mampu untuk menghalangi langkah-langkah dakwah selama mana para pendakwah berjiwa ikhlas.

Inilah beberapa ciri "itqaan" dalam berdakwah, maka dari sinilah nampak suatu kemestian membangun ruh ketelitian dan kerapian dalam beramal di lapangan dakwah yang merupakan satu prinsip yang tidak boleh dipandang ringan.

Ya Allah, kurniakanlah sifat "itqaan" dalam kami melaksanakan segala tanggungjawab yang telah dipikul oleh kami sehingga kami tetap istiqamah dan berterusan dengan usaha-usaha dan amalan-amalan kami walaupun kecil dari pandangan manusia kerana kami yakin bahwa kebesaran sesuatu amal itu bergantung kepada keikhlasan yang mengiringinya serta niat untuk mencapai keredhaanMu.

Ameen Ya Rabbal Alameen

Sumber: WAS, IKRAM SELANGOR.

Wednesday, December 15, 2010

Kenyataan Rasmi: PACE sokong pendirian HAMAS

PACE mengucapkan tahniah kepada Harakatul Muqawwamat al Islamiyah (HAMAS)
atas ulangtahun kelahirannya pada 14 Disember.
HAMAS muncul secara rasmi di persada tanah
air Palestin pada tarikh tersebut pada tahun
1987 sempena tercetusnya Intifadhah pertama
yang bermula pada 9 Disember tahun tersebut.
Intifadah telah mengambalikan perjuangan
Palestin di atas landasannya yang sahih iaitu
jihad tanpa kompromi untuk membebaskan
seluruh bumi Palestin dari cengkaman dan
pendudukan haram Zionis israel semenjak
tahun 1948.

Perdana Menteri Ismail Haniyeh di dalam ucapan
sambutan ulang tahun penubuhan HAMAS
menegaskan bahawa mereka sekali-kali tidak akan
mengiktiraf bahkan tidak mengakui kewujudan
Israel sebagai entiti haram di atas bumi palestin.
Pendudukan haram israel tidak akan berlanjutan di
masa hadapan dan seluruh bumi palestin dari laut
(Mediterranean) ke sungai (Jordan) akan
dibebaskan. "from the sea to the river; from 'Rosh
haNikra to Rafah'. Sehubungan dengan itu beliau
memuji jihad bersenjata yang diterajui oleh sayap
ketenteraan HAMAS iaitu Brigade al-Qassam yang
sehingga kini telah berjaya membunuh 1,349
tentera zionis. Beliau juga memberi pujian kepada
usaha penentangan di Iraq dengan menegaskan
bahawa jalan perjuangan bagi umat Islam dalam
menghadapi musuh-musuhnya hanyalah dengan
jihad fi sabilillah. Sanjungan juga dikalungkan
kepada Syeikh Raed Salah, pemimpin gerakan
Islam palestin 1948, yang mengambil
tanggungjawab jihad mempertahankan Masjid al-
Aqsa dan al-Haram As-Syarif al-Quds, yang
dibebaskan dari penjara Israel. Beliau juga
merakamkan ucapan penghargaan kepada rakyat
Palestin yang hidup di wilayah palestin 1948 yang
disifatkan hidup di dalam 'perut raksasa'
(Levathian- biblical sea monster)

Dalam semangat yang sama beliau menyeru kepada
Mahmud Abbas dan kelompok Fatah supaya tidak
lagi bersekongkol dengan regim Zionis Israel
dengan mengadakan kerjasama keselamatan dan
mengadakan rundingan damai yang ternyata sia-sia
dan merugikan perjuangan rakyat Palestin. Mereka
diajak supaya kembali kepada usaha sebenar yang
akan membebaskan bumi Palestin dan rakyatnya
iaitu jihad atau penentangan.

Ismail Haniyeh juga menegaskan bahawa hak
rakyat Palestin untuk pulang adalah hak asasi yang
tidak bolih dipertikaikan oleh sesiapa. ia adalah hak
mutlak rakyat Palestin yang terusir untuk kembali
ke tanah air dan kampung halaman mereka.

PACE dengan ini menyokong penuh seruan dan
saranan Perdana Menteri Ismail Haniyeh untuk
tidak mengiktiraf Israel, meneruskan jihad ke arah
pembebasan palestin dan hak rakyat Palestin untuk
kembali ke tanah air mereka di bumi palestin.

PACE dengan ini mengiktiraf bahawa setiap
inci bumi palestin yang terjajah semenjak tahun
1948 adalah bumi Palestin yang sah dan wajib
dikembalikan kepada rakyat Palestin.

PACE menolak penubuhan negara Palestin
berdasarkan sempadan tahun 1967 seperti yang
diistiharkan oleh Mahmud Abbas. bagi PACE,
pendirian kami adalah selaras dengan HAMAS
iaitu negara Palestin berdasarkan sempadan tahun
1967 boleh diterima sebagai status sementara
negara Palestin (berdasarkan resolusi 242 Majlis
Keselamatan PBB 1967) dengan mewujudkan
gencatan senjata bersama negara haram Israel untuk
satu tempoh yang disepakati.

PACE menyeru semua pihak terutama kelompok
Fatah yang menerajui PNA (Pihak Berkuasa
Palestin) supaya berhenti meletak sebarang harapan
kepada rundingan damai yang ternyata tidak
memberikan apa-apa faedah kepada perjuangan
pembebasan Palestin. PACE mengingatkan
'rundingan damain' hanyalah perangkap yang
dipasang oleh zionis dan sekutunya US untuk terus
meredam bumi Palestin dalam pendudukan dan
cengkaman yahudi zionis secara berterusan.

PACE menyeru umat islam seluruh dunia
supaya bersatu di atas kalimah Lailahaillah dan
melaungkan slogan 'al-jihad fi sabiluna' - jihad
adalah jalan kami demi mempertahankan tanah suci
umat Islam dan Masjid al-Aqsa.

PACE juga mengambil kesempatan ini untuk
menyatakan penghargaan yang tidak terhingga
kepada masyarakat sipil (madani) yang terdiri dari
kalangan NGO dan palbagai inisiatif lain yang
diterajui oleh warga dunia, samada di kalangan
muslim dan bukan Islam yang telah menyumbang
tenaga, kewangan bahkan meletakkan nyawa
mereka dalam keadaan terancam melalui misi-misi
penghantaran bantuan makanan, ubat-ubatan dan
lain-lain keperluan asas yang amat diperlukan oleh penduduk Gaza yang terkepung dan dikenakan
sekatan oleh regim kebinatangan zionis (Laknat
Allah atas mereka semuanya). Usaha-usaha ini
yang dijelmakan oleh VP (Viva Palestina), IHH
(Turki), yang turut disertai oleh VPM, Aqsa Syarif,
Haluan Palestin di Malaysia baik melalui Flotila
LL4G (Lifeline for Gaza) di atas kapal Mavi
Marmara, LandConvoy VP5 yang diterajui oleh
VPM dan Aqsa Syarif (Aqsa2Gaza).

PACE juga mengucapkan tahniah kepada
Muasassah al-Quds Malaysia yang rasmi
penubuhannya pada 12 Disember 2010, sebagai
cawangan kepada Muasassah al-Quds pusat yang
diterajui oleh as-Syeikh Prof Dr Yusuf Al-
Qardhawi. Penubuhan Muassasah al-Quds yang
berjaya menggabungkan parti-parti politik baik
parti politik pemerintah mahupun parti-parti bukan
pemerintah dan juga pelbagai NGO seperti
IKRAM, Aqsa Syarif, Syura, Haluan Palestin,
PGPF, Aman Malaysia dan banyak lagi pertubuhan
yang bakal bersama adalah petanda jelas bahawa
rakyat Malaysia akan menyertai warga dunia dalam
satu keluarga antarabangsa yang bersiap sedia
untuk membebaskan bumi palestin dan cengkaman
zionis israel.

Prof Madya Dr Hafidzi Mohd Noor

Pengarah
PACE (Palestine Centre
of Excellence)

Ahli Lembaga Pemegang Amanah Aqsa
Syarif

14 Disember 2010